Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sejarah Kabupaten Rote Ndao

Kabupaten Rote Ndao adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia , terutama terdiri dari pulau Rote , terletak di barat daya ujung barat Timor Barat , bersama dengan pulau-pulau kecil lepas pantai termasuk Ndao. Kursi kabupaten berada di desa Ba'a (atau Baadale), yang terletak di Distrik Lobalain. Jumlah penduduk Kabupaten ini adalah 119.908 pada sensus 2010 dan 143.764 pada Sensus 2020.

Sejarah 
Didirikan pada tahun 2002 berdasarkan Undang-Undang ( Undang-Undang ) RI No.9 tanggal 10 April 2002, sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Kupang .

Pada tahun 1962, itu dibagi menjadi 4 distrik; Rote Barat, Timur, Selatan, dan Tengah. Kemudian pada tahun 1967 dimekarkan menjadi 8 kecamatan untuk memenuhi syarat menjadi kabupaten yang merdeka. Cita-cita ini akhirnya terwujud pada tahun 2002 setelah pemerintah pusat ditekan oleh sekitar 300 tokoh budaya dari 19 daerah adat di daerah tersebut.

Infrastruktur 
Terdapat 542.48 kilometer jalan di kabupaten ini, di mana 314.745 kilometer telah diaspal pada tahun 2020. Kabupaten ini dilayani oleh Bandara David Constantijn Saudale dengan 1.200 meter landasan pacu tunggal, terletak sekitar 7 kilometer dari kursi kabupaten.

Ada empat pelabuhan di kabupaten tersebut, yang terbesar dan tersibuk adalah Pelabuhan Ba'a, yang menangani 55% lalu lintas kapal di kawasan itu pada 2019. Pelabuhan Ba'a juga terhubung dengan rute program tol laut Presiden Joko Widodo TL13 yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan dan ekonomi antar daerah terpencil. Pemerintah Indonesia juga membangun fasilitas laboratorium dan karantina di pelabuhan pada tahun 2019 sebagai bagian dari perluasan pelabuhan secara besar-besaran.

Kabupaten ini memiliki satu rumah sakit daerah milik pemerintah kabupaten, selain 12 puskesmas , 381 puskesmas, 14 rumah bersalin, dan empat apotek. Rumah Sakit Daerah, Rumah Sakit Daerah Ba'a terletak di kursi kabupaten. Ini diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas D oleh Kementerian Kesehatan Indonesia . Sarana pendidikan di kabupaten ini terdiri dari 65 TK, 145 SD, 53 SMP, 10 SMA, 5 SMK, dan satu SLB . Ada juga satu perguruan tinggi yaitu Universitas Nusa Lontar Rote .

Tepatnya ada 456 gereja Protestan , 13 gereja Katolik , 11 masjid, dan satu candi Hindu .Pada tahun 2020, sebagian besar kabupaten memiliki akses ke layanan internet 4G dan layanan telekomunikasi lainnya. Satu-satunya penyedia layanan serat optik di kabupaten ini adalah IndiHome , yang merupakan milik negara di bawah Telkomsel .

Ekonomi 
Kegiatan ekonomi utama di wilayah tersebut pada tahun 2019 adalah pertanian. Ada 22.684 ha sawah di kabupaten ini. 50,36% tenaga kerja kabupaten bekerja di sektor pertanian dan berkontribusi 47,12% terhadap perekonomian kabupaten. Komoditi penting lainnya adalah bawang merah , yang pada tahun 2019 dihasilkan oleh kabupaten 34.257 kwintal. Komoditas lain seperti kelapa dan jambu biji juga ada yang diproduksi kabupaten 3.445 ton dan rangkap 45 ton. Sektor pertambangan dan energi berkontribusi sekitar 12% terhadap perekonomian kabupaten pada 2019. Industri pengolahan makanan juga telah hadir di wilayah ini dan mempekerjakan sekitar 5.000 pekerja pada 2019.

Pariwisata adalah sektor kecil namun berkembang di kabupaten ini. Terdapat 21 homestay dan 33 hotel dengan kualitas pelayanan yang berbeda-beda di kabupaten tersebut hingga 2019. Pada tahun yang sama, kabupaten ini dikunjungi tepat 4.988 wisatawan, yang lebih dari separuhnya berasal dari luar negeri. Ini merupakan peningkatan dari tahun 2018, di mana kabupaten ini melihat 3.861 wisatawan berkunjung ke wilayah tersebut.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 5,23%, sedikit menurun dari tahun sebelumnya sebesar 5,42%. Sektor yang tumbuh paling cepat adalah gas alam dan energi dengan kenaikan 18% pada tahun yang sama. Pada saat yang sama, tingkat pengangguran adalah 2,03%.

Geografi 
Kabupaten ini dikelilingi perairan, berbatasan dengan Laut Sawu di utara, Samudera Hindia di selatan dan barat, serta Selat Pukuafu di timur. Terdiri dari 107 pulau, 8 di antaranya berpenghuni dan 99 tidak berpenghuni. Topografinya bervariasi dari datar membentuk 35% wilayahnya hingga perbukitan sekitar 25%, dari 0 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut. Sekitar 60% wilayahnya berada di ketinggian 200 meter di atas permukaan laut.

Administrasi 
Kabupaten ini semula terdiri dari enam kecamatan ( kecamatan ), namun kemudian mengalami reorganisasi menjadi delapan kecamatan, dan pada tahun 2012 menjadi sepuluh kecamatan. Wilayah mereka (dalam km 2 ) dan populasi Sensus 2010 dan 2020 mereka tercantum di bawah ini. Tabel tersebut juga mencakup lokasi pusat pemerintahan kabupaten, jumlah desa ( desa dan kelurahan ) di setiap kabupaten, dan kode posnya.


Related Posts

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments